Saturday 13 June 2020

TUGAS UTAMAKU ADALAH BELAJAR



A. PENGERTIAN BELAJAR
     Belajar adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan secara sadar supaya mengatahui atau dapat melakukan sesuatu. Hasil kegiatan belajar adalah perubahan diri, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu, dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu.

     Seorang anak kecil, yang semula belum dapat berkata-kata, lalu dapat berkata. Anak kecil lainnya mula-mula belum dapat naik sepeda roda dua, lalu dapat mengendarainya. Mula-mula seseorang belum dapat berenang, lalu dapat berenang. Perubahan tingkah laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu merupakan hasil belajar. Perubahan tersebut timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Seperti diketahui bahwa untuk dapat berkata-kata, berjalan, mengendarai sepeda, dan berenang, harus melakukan latihan. Semakin banyak latihan yang dilakukan secara teratur, akan semakin baik pula hasil balajarnya. Perubahan tingkah laku misalnya disebabkan oleh minuman keras, ganja atau karena hipnotis, tidak dapat digolongkan kedalam hasil belajar. Perubahan tingkah laku semacam ini tidak dapat dianggap sebagai hasil belajar karena diperoleh tidak melalui suatu latihan, dan di luar kendali akal sehat.

     Belajar pada tingkat yang sederhana sering diartikan pula sebagai meniru/duplikasi. Hampir semua aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dilakukan dengan cara menirukan orang-orang disekitarnya. Dalam tradisi masyarakat jawa yang berasal dari pitutur/petuah lama mengajarkan prinsip “ Tiga N “. Tiga N itu maksudnya adalah  “NIROKKE” yakni menirukan, “NITENI” artinya mencermati dan “NAMBAHI” maksudnya menambah. Proses belajar melalui tiga tahapan : Menirukan, Mencermati dan Menambah tersebut dapat kita petik sebagai acuan dalam mencapai keberhasilan prestasi belajar secara akademik, misalnya dalam mencapai nilai mata pelajaran (skor yang tinggi), keterampilan (Skil yang memadahi) maupun dalam kepribadian (Budi Pekerti yang luhur).

B.  PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
     Perlu disadari bahwa belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Oleh karena itu, harus diusahakan agar siswa dapat mengetahui prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut .
1.     Belajar memerlukan dorongan atau motivasi. Dorongan ini ada yang datang dari luar dan dari dalam diri siswa sendiri. Dorongan dari luar misalnya peringkat nilai setiap kelas, peringkat sekolah, dan pemberian hadiah bagi siswa yang berprestasi. Semua ini dapat menjadi pendorong bagi siswa atau pihak lainnya. Dorongan ini dapat juga datang daridalam diri yang bersangkutan karena ingin mencapai cita-cita tertentu.
Motivasi yang lebih penting adalah motivasi yang datang dari dalam diri sediri. Misalnya siswa menyadari bahwa pelajaran apapun yang diterima akan berguna bagi kehidupan kita kelak. Sebenarnya dorongan dari dalam diri sendiri ini juga dapat disebabkan oleh keinginan memperoleh pujian, ingin melebihi teman, takut mendapat malu dan sebagainya.
2.     Belajar yang baik harus dapat memusatkan perhatian terhadap bahan yang sedang dipelajari. Hal-hal yang dapat mengganggu pemusatan perhatian atau pikiran kita, misalnya perasaan sedih, marah, benci, iri hati dan hal lainnya hendaklah dijauhi.
3.     Hal-hal yang mudah dimengerti lebih capat dihafalkan, sedangkan hal-hal yang sukar dimengerti lebih sukar dihafalkan. Oleh karena itu, perlu diusahakan memahami lebih dahulu hal-hal yang dipelajari sebelum dihafalkan. Untuk mengerti suatu pelajaran, dapat ditempuh cara-cara :
a. Menanyakan hal yang dipelajari kepada diri sendiri;
b. Membuat ringkasan atau skema supaya mudah difahami;
c.   Mencoba menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan hal-hal yang lebih         besar atau secara keseluruhan. Arti suatu kata akan lebih jelas apabila terkait dalam sebuah kalimat;
d.   Mencoba menelaah hal-hal yang dipelajari dari bermacam-macam segi agar menjadi semakin jelas;
e.  Mencoba menyusun singkatan (jembatan ingatan atau titian ingatan) untuk hal-hal yang panjang rumusannya. Misalnya nama-nama planet keluarga matahari disingkat menjadi         “ Mercvem yang sangat ulung nan pandai “, yang merupakan singkatan dari :
     Merc                          (mercurius)
     v                                (venus)
     e                                (earth/bumi)
     m                               (mars)
     yang                          (yupiter)
     sangat                       (saturnus)
     ulung                         (Uranus)
     nan                                     (neptunus)
     pandai                       (Pluto)
f.       Menanyakan hal-hal yang sangat sulit kepada teman atau orang lain;
g.      Memantapkan hal-hal yang dipelajari di sekolah, jangan merasa puas jika hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Di rumah perlu dibaca kembali dan dicoba dilengkapi ringkasan atau skema yang dibuat di sekolah.
4.     Untuk menyegarkan dan memantapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh, sebaiknya hal-hal yang telah dipelajari sering dibaca meskipun secara garis besar.
5.     Mencoba meyakini bahwa semua pelajaran di sekolah nantinya akan berguna, biarpun sudah tidak sekolah lagi. Keyakinan ini sangat membantu dalam mengingat pelajaran yang telah diterima.
6.     Agar hal-hal yang dipelajari dapat lebih meresap, perlu beristirahat setelah belajar. Istirahat ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada otak untuk mengedapkan hal-hal yang sudah diperoleh melalui belajar.
7.     Hasil belajar yang diperoleh dari suatu mata pelajaran dapat dimanfaatkan untuk mempelajari hal-hal lain. Misalnya dalam mempelajari bahasa asing, pola yang sudah diketahui dari bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memahami pola bahasa asing tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki dapat digunakan untuk mempelajari hal-hal yang lain, atau ditularkan kepada teman orang lain dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dapat ditransfer. Hasil belajar yang diperoleh, sedaiknya dicoba untuk diutarakan kembali, baik dengan cara menbuat ringkasan, skema, gambar, maupun dengan menceritakan kembali atau mengadakan Tanya jawab dengan teman. Dengan demikian, semakin mantap pengetahuan yang sudah didapatkan. Inilah yang disebut belajar dengan ekspresi. Perasaan gembira dan puas akan memperlancar ekspresi.
8.     Hal-hal yang dapat menghambat belajar perlu dihindarkan. Hambatan-hambatan ini antara lain perasaan takut, benci, malu, marah, kesal, dan kebiasaan menunda-nunda waktu belajar.
9.     Belajar selalu berkaitan dengan cita-cita yang hendak kita perjuangkan untuk dicapai. Belajar merupakan sarana untuk mencapai tujuan atau cita-cita. Menetapkan tujuan/cita-cita sangat penting karena akan menentukan arah dan alasan dalam melakukan kegiatan belajar. Seorang pelajar yang tidak pernah belajar secara rutin dan terencana harus berpikir ulang dan dipertanyakan padanya untuk tujuan/cita-cita apa mereka sekolah.
10.                        Cita-cita perlu ditetapkan (apa ?), dinyatakan (bagaimana ?) dan dituliskan (nyata secara visual/dapat dilihat). Cita-cita jangka pendek atau panjang perlu divisualisaikan, di tempelkan pada tempat yang paling sering kita lihat. Mungkin di kamar belajar, kamar tidur, dll.
Karena manusia dalam beraktifitas/bekerja menggunakan sekitar 40 % otak sadarnya, sedangkan otak bawah sadar (sekitar 60%) kurang dimanfaatkan. Dengan memvisualkan setiap cita-cita/tujuan yang hendak dicapai, kita memanfaatkan otak bawah sadar. Memanfaatkan kemampuan otak dalam bekerja secara optimal akan semakin mendorong kita berhasil dalam mewujudkan setiap tujuan/cita-cita. Cobalah dan buktikan sendiri !

No comments:

Post a Comment